Assalamualaikum.Wr. Wb. Semoga Kalian semua betah dirumah maya saya, dan saya berharap apa yang saya posting bisa berguna bagi anda

Selasa, 29 November 2011

Ada Apa dengan anak-anak zaman sekarang?


Bermain layang-layang, bermain disawah, petak umpet, serta main kelereng. Itulah sebagian kecil dari permainan anak Indonesia. Bila diingat, permainan itu sangat mengasyikan. Apalagi bermain layangan, mau dibilang Panas juga yang peting anak-anak akan senang. Sugguh sebuah keceriaan yang tercermin dari anak Indonesia.
Namun dimana sekarang keceriaan anak yang bermain permainan itu, kini semua nya lenyap dimakan zaman. Di era kini yang serba teknologi semua bisa kalah termasuk permainan-permainan anak Indonesia. Di zaman sekarang sudah sangat jarang anak Indonesia bermain permainan daerah. Kebanyakan Permainan alias budaya luar yang merajai di Negara kita ini.
Dilihat secara kasat mata pun, tak terelakan lagi bahwa permainan Indonesia bisa dibilang mulai punah. Handphone, Laptop, Play station, serta permainan teknologi lainnya kini adalah suatu hal yang susah lepas dari kehidupan anak zaman sekarang. Bahkan anak yang usianya baru 5 tahun pun sudah menggunakan handphone. Suatu hal yang miris, meskipun ada dampak positifnya namun itu sedikit, kebanyakan adalah dampak negatif. Coba bayangkan dalam alat-alat seperti handphone serta laptop bisa menimbulkan radiasi yang besar yang bisa berbahaya bagi anak-anak.
Tak Cuma sampai disitu saja, anak yang selalu bermain Play station biasanya tak kenal waktu, belajarpun ditelantarkan, suatu hal yang kurang baik. Bagaimana yang akan terjadi dengan bangsa kita setelah melihat bahwa anak Indonesia banyak yang tidak suka belajar.
Dari segi Industri musikpun kini sudah berubah, dulu di Indonesia. Anak-anak pasti sangat menyukai lagu dan penyanyi anak-anak contohnya Trio kwek-kwek, Joshua, mega Utami dan sederet artis cilik lainnya. Namun apa yang terjadi di masa sekarang, anak-anak hanya mengenal lagu orang dewasa, yang berhuungan dengan percintaan, bahkan kini anak-anak mulai bekerja diluar kebiasaan. Seperti main band hanya untuk mendapat ketenaran, harusnya tugas anak adalah belajar, toh meskipun bukan dalam bidang akademik tapi disini anak harus belajar dalam batas kewajaran.
Mudah-mudahan anak Indonesia bisa terus belajar dan bisa menjadi anak yang dapat membanggakan keluarga, orang terdekat, bahkan harus bisa menjadi Generasi muda yang bisa dibanggakan oleh negara.

Senin, 28 November 2011

REMAJA INDONESIA TAK MALU PAKAI BATIK.


Batik merupakan salah satu kebudayaan asli dari Indonesia, yang kini telah ditetapkan oleh PBB sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Bahkan kini batik sudah terkenal d iberbagai belahan dunia. Setelah sebelumnuya bersengketa dengan negara tetangga atas hak kepemilikan batik, akhirnya Batik kini resmi milik Indonesia, kesempatan ini tak sepatutnya dilewatkan Masyarakat Indonesia, jikalau tidak mau Batik di klaim oleh negara lain lagi.
Pembuktian kini mulai tercipta dari bangsa Indonesia, bukan hanya saja Para guru dan para pegawai yang suka memakai batik untuk bekerja, tetapi kini Para remaja Indonesia sangat menyukai batik dan merasa bangga jika memakai batik. Tak pernah malu lagi seperti Era dulu, Batik yang kini disukai Para remaja yakni batik yang memang sudah dipoles alias sudah dibua menjadi sedikit modern, ini bukanlah suatu masalah karena memang jikalau batik ingin diterima masyarakat tentunya harus mengikuti perkembangan zaman.
Motiv batik pun kini sudah mulai beredar di Nusantara, motif-motif tersebut mulai bermunculan. Para remaja pun merespon dengan baik, banyak barang-barang yang sering dipakai remaja era sekarang bermotif batik. Contohnya yakni Topi, jaket, tas, sepatu, bahkan mobilpun bermotif batik. Suatu gebrakan yang cukup hebat bagi Bangsa Indonesia. Dan yang paling hebatnya Para pejabat tinggi dunia menyukai kain asli khas Indonesia ini dan sering digunakan di sebagian event- event International. Dengan hal ini tentunya meningkatkan rasa cinta terhadap budaya serta produk dalam negeri. Dan pemuda Indonesia kini bangga memakai batik.

ATLET INDONESIA HARUS SIAP MENGHADAPI MASA TUA

Tepatnya tanggal 22 November 2011 Pesta terakbar se- Asia tenggara yakni Sea Games resmi ditutup dan akhirnya menghasilkan Indonesia sebagai Juara umum. Keberhasilan itu tak lepas dari aktor utama yakni para atlit Indonesia. Setelah Sea games berakhir, pemerintah menjanjikan bonus yang menggiurkan bagi para atlit yang telah berjuang di Sea games .
Bayangkan atlit yang mendapatkan mendali emas di Sea games bonusnya adalah 200 juta, tentunya bukan uang yang sedikit. Disinilah para atlit harus bisa me menage uang dan menentukan arah hidup mereka. Belakangan banyak media yang mengabarkan tentang kehidupan para mantan atlit Indonesia yang hidupnya dibawah garis kemiskinan, suatu hal yang cukup miris untuk didengar.
Bukan sepenuhnya salah pemerintah, disini para atlit dituntut harus bisa mengatur segala keuangan atau bonus yang sudah diberikan oleh pemerintah, seperti halnya sebagian besar harus di tabung atau dijadikan modal usaha untuk masa depan, karena seorang atlit tidak akan selamanya menjadi atlit yang bisa membanggakan Indonesia dan terus mendapat bonus.
Beberapa atlit yang patut dicontoh seperti halnya susi susanti dan alan budi kusuma, pasangan suami istri yang pernah mengharumkan Indonesia di kancah International lewat cabang olah raga bulu tangkis. Pasangan ini sering mendapat uang akibat keberhasilannya menjadi juara di event-event International, Namun meskipun sering mendapat uang, pasangan suami istri ini tidak langsung menghabiskan uang mereka untuk berfoya-foya sebaliknya mereka menabungkan uang hasil jerih payah mereka untuk kehidupan yang akan mereka jalani.
Bahkan Susi dan alan kini mempunyai sebuah proyek atau pekerjaan yang cukup menjanjikan hasilnya,yakni peluncuran Produk raket asli Indonesia yang yang diberi nama ASTEC (Alan Susi Technologi) kini, produksi raket mereka mulai dipakai di beberapa klub bulu tangkis nasional.
Itulah yang patutnya di contoh oleh para atlit sekarang, jangan sampai bonus yang diberikan pemerintah habis sia-sia dan hanya untuk foya-foya, tetapi harusnya ditabung dan dijadikan modal usaha untuk masa depan yang akan dijalani para atlit.